Posted in

Perjalanan Menyenangkan ke Pulau Pari

Pulau pari

Hari 1: Keberangkatan dan Petualangan di Pulau Pari

Pagi itu tanggal 20 September 2025, kami berkumpul di Muara Angke, Jakarta, dengan semangat menggebu-gebu. Saya bersama tiga orang teman terbaik saya—Rina, Dika, dan Fira—telah merencanakan perjalanan singkat untuk melarikan diri dari kesibukan Jakarta. Kami semua sudah siap dengan perlengkapan snorkeling, sunscreen, dan tentu saja semangat untuk menikmati suasana pulau yang sepi.

Jam 8 pagi, kapal kami berangkat dari dermaga Muara Angke. Cuaca cerah, angin sepoi-sepoi, dan laut yang tenang membuat perjalanan terasa menyenangkan meski sedikit berombak. Perjalanan menuju Pulau Pari memakan waktu sekitar dua jam, dan selama perjalanan, kami ngobrol santai, sambil menikmati pemandangan laut yang luas. Dika yang selalu ceria tak henti-hentinya bercerita tentang pengalaman snorkelling-nya di beberapa pulau sebelumnya.

Akhirnya, setelah dua jam, kapal kami merapat ke dermaga Pulau Pari. Kami disambut dengan suasana pantai yang tenang dan air laut yang begitu jernih. Kami turun dari kapal dan berjalan menuju homestay yang sudah kami pesan sebelumnya. Selama perjalanan ke homestay, kami tak henti-hentinya mengagumi keindahan pulau ini. Pasir putih yang halus, pohon kelapa yang melambai, dan suasana yang begitu damai membuat kami langsung merasa rileks.

Setelah menyimpan barang-barang di homestay, kami langsung menuju restoran lokal untuk makan siang. Menu yang disajikan adalah ikan bakar, nasi, dan sayur asam. Sederhana namun nikmat. Makanan segar yang kami santap semakin menambah kenikmatan suasana, apalagi ditambah dengan angin pantai yang semilir.

Snorkeling di Laut yang Jernih

Setelah makan siang, kami langsung menuju spot snorkeling yang sudah kami rencanakan. Dengan perlengkapan snorkeling yang kami sewa di salah satu warung lokal, kami pun berangkat. Laut di sekitar Pulau Pari benar-benar luar biasa, dengan air yang jernih hingga kami bisa melihat terumbu karang dan berbagai jenis ikan tropis berwarna-warni. Rina dan Fira tampak sangat menikmati momen ini, meski sempat terkejut melihat ikan besar yang berenang dekat mereka.

Dika, yang sudah berpengalaman, terus memandu kami agar tetap aman saat berada di dalam air. Kami berenang sambil tertawa, saling berkejaran dengan ikan-ikan kecil yang lucu. Rasanya seperti berada di dunia lain, jauh dari hiruk pikuk kota. Waktu terasa berjalan begitu cepat, namun akhirnya kami harus kembali ke darat karena sinar matahari mulai memudar.

BBQ di Pantai dan Suasana Malam yang Romantis

Malam harinya, setelah beristirahat sejenak, kami memutuskan untuk membuat BBQ di pantai. Kami membeli ayam dan ikan segar dari pasar lokal, lalu membakar di atas arang sambil menikmati gelapnya malam yang hanya diterangi oleh cahaya bintang. Suasana begitu santai dan intim. Kami duduk melingkar di sekitar api unggun, saling bercanda, dan menikmati hidangan yang kami buat sendiri.

Dika yang pandai memasak, dengan cekatan memanggang ayam dan ikan, sementara kami berempat sesekali berbicara tentang rencana liburan berikutnya. Suara ombak yang terus menerus menghantam pantai membuat suasana semakin magis. Makan malam dengan suasana seperti itu—di pantai, dengan angin laut yang segar—adalah kenangan yang tidak akan terlupakan.

Setelah makan malam, kami berjalan-jalan di sepanjang pantai sambil menikmati udara malam yang sejuk. Keindahan langit malam di Pulau Pari benar-benar memukau. Tidak ada polusi cahaya seperti di Jakarta, jadi bintang-bintang tampak lebih jelas dan bersinar terang.

Hari 2: Menikmati Keindahan Pulau dan Kembali ke Jakarta

Pagi harinya, kami bangun lebih pagi untuk menikmati suasana pantai yang lebih tenang. Tidak ada suara bising kendaraan atau hiruk-pikuk orang, hanya ada suara alam yang menenangkan. Kami berjalan kaki di sepanjang pantai yang masih sepi, hanya ada beberapa nelayan yang sedang beraktivitas.

Fira dan Rina tidak bisa menahan diri untuk bermain air. Mereka berlari ke pantai dan langsung berlari masuk ke laut, sementara Dika dan saya duduk di tepi sambil menikmati pemandangan. Laut yang biru kehijauan dan langit yang cerah memberikan energi positif yang luar biasa.

Sekitar pukul 11 siang, kami kembali ke homestay untuk berkemas, mempersiapkan diri untuk kembali ke Jakarta. Rasanya sulit sekali untuk meninggalkan Pulau Pari, karena ketenangan dan keindahannya begitu menyentuh hati. Namun, kami harus kembali ke rutinitas.

Setelah kapal menjemput kami, perjalanan kembali ke Muara Angke terasa lebih cepat karena kami sudah mengisi energi dengan kenangan indah selama dua hari di pulau ini. Kami berempat, meski lelah, merasa puas dan bahagia. Pulau Pari telah memberikan kami pelarian singkat yang sempurna dari hiruk-pikuk kota, dan sudah dipastikan, kami akan kembali lagi suatu saat nanti.

Perjalanan 2 hari 1 malam ke Pulau Pari adalah sebuah pengalaman yang menyegarkan tubuh dan jiwa. Dari perjalanan dengan kapal yang menyenangkan, snorkeling di laut yang jernih, hingga BBQ malam di pantai, semuanya memberikan kenangan yang tak terlupakan. Pulau ini memang tempat yang sempurna untuk melarikan diri dari rutinitas sehari-hari, menikmati keindahan alam, dan merasakan kedamaian yang sulit ditemukan di kota besar.